Selasa, 01 Desember 2009

Maghfira

Ilahi lastu lilfirdausi ahla,
Walaa aqwa 'ala naatil jahiimi,
Fahabli tauban waghfir dznubi,
Fainaka ghafirudz dzanbil 'adzimi

Dzunubi mitslu a'daadir rimali,
Fahabli taubatan ya Dzal Jalaali,
Wa'umri naqishu fi kulli yaumi,
Wa dzanbi zaaidun kaifa - htimali

Ilahi' abdukal 'aashi ataak,
Muqirran bi dzunubi Wa qad di'aaka,
Fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,
Wain tadrud faman narju siwaaka

wahai Tuhanku... aku sebetulnya tak layak masuk surgaMu,
tapi... aku juga tak sanggup menahan amuk nerakaMu,
karena itu mohon terima taubatku ampunkan dosaku,
sesungguhnya Engkaulah maha pengampun dosa-dosa besar

Dosa-dosaku bagaikan bilangan butir pasir
maka berilah ampunkan oh Tuhanku yang Maha Agung
setiap hari umurku terus berkurang
sedangkan dosaku terus menggunung,
bagaimana aku menanggungkannya

wahai Tuhan, hambamu yang pendosa ini
datang bersimpuh kehadapanMu
mengakui segala dosaku
mengadu dan memohon kepadaMu

kalu engkau ampuni itu,
karena Engkau sajalah yang bisa mengampun
tapi kalau tolak, kepada siapa lagi,
kami mohon ampun selain kepadaMu


Setiap bait ku perhatikan makna yang diharapkan bagi si pendosa, atas tumpukan dosa dan bagaikan bilangan pasir lautan. Harapan itu tidak semu, tidak maya dan tidak dongeng.

Aku tahu, keampunan itu hanya milikNya. Tapi, andaikan permohonan itu ditolak, kepada siapa aku meminta, memelas dan memohon-mohon ampunan selain diriNya. Aku tahu... harapan teramat dalam itu tidak semu, ya Tuhanku. Hanya dunia ini yang semu. Hidupku hanya menumpang, bagaikan musafir yang berpergian tanpa arah, dan hanya singgah sementara.

Pantaskah aku mendapatkan kenimatan surgaMu yang didalamnya terdapat keindahan yang tidak pernah kulihat didunia ini. Dan sesungguhnya aku juga tidak sanggup menerima hujatan dari amukan nerakaMu. Tolong wahai Tuhanku. Denahi diriku... sehingga aku selalu berjalan kearahMu dengan ridho hanya dariMu.
"Negeri 5 Menara"

Selasa, 24 November 2009

Siasat Penaklukan Singapura


Oleh: Moh. Effendy bin Abdul Hamid
Menurut sejarah Melayu, berawal dari murkanya seorang raja bernama Raja Iskandar Shah yang telah dicoreng karena fitnahan yang dilakukan seorang anak bendaharawan kerajaan menjadi siasat kerajaan Majapahit untuk menaklukan Singapura yang sempat gagal dalam pertempuran memperebutkan pulau Singapura.

Pengkhianatan Sang Rajuna Tapa seorang bendaharawan kerajawan Singapura karena menaruh dendam kepada sang raja yang telah mehukum mati anak perempuannya disula didepan umum khalayak ramai. Kepedihan dan rasa sedih yang mendalam Sang Rajuan Tapa berkomplot dengan dengan Majapahit.

Sang Rajuna Tapa tahu, Batara Majapahit menyimpan permusuhan yang dalam sekian lama karena telah dikalahkan oleh pasukan Kerajaan Singapura. Lalu Sang Rajuna Tapa memutuskan mengirimkan kabar dengan menulis surat kepada Betara Majapahit dengan memberitahukan bahwa ada peluang untuk menyerang lagi dan janji Sang Rajuna Tapa akan menolongnya untuk mengatur siasat penyerangan.

Tak lama kemudian, pada satu pagi, angkatan laut Majapahit datang menyerang, dengan kekutan tiga ratus jong dan banyak lagi jenis kapal perang menyerang Singapura waktu itu. Peperangan berlarut dengan panjang, dan sampai pada akhirnya keterbatasan makanan bagi pasukan Kerajaan Singapura menjadi titik lemah perlawanan mereka atas pasukan Kerajaan Majapahit.

Mengetahui kondisi pasukannya melemah akibat keterbatasan makanan, Raja Iskandar Shah memerintahkan kepada Sang Rajuna Tapa untuk mengeluarkan stok beras yang ada di gudang. Disinilah siasat dan kesempatan Sang Rajuna Tapa untuk membalas dendam atas kematian anak perempuannya dengan mengatakan persedian beras yang ada di gudang sudah habis. Mengetahui kondisi terjepit dan melemahnya mental pasukan Kerajaan Singapura. Akhirnya pada satu malam kota Kerajaan Singapura dikepung oleh pasukan Kerajaan Majapahit. Pengepungan itu dilakukan setelah mengetahui kondisi pasukan Kerajaan Singapura dan dibantu Sang Rajuna Tapa membuka pintu gerbang utama kota Kerajaan Singapura.

Dimalam pertempuran itu pasukan Kerajaan Majapahit berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Singapura dengan memakan banyak korban di pasukan Kerajaan Singapura. Mengetahui kekalahan yang diderita pasukannya, Raja Iskandar Shah memutuskan untuk segera meninggalkan kerajaannya dan menyerahkan wilayahnya dibawah kekuasan Kerajaan Majapahit.

Menurut Beberapa Peneliti :

John Crawfurd pernah membuat penelitian dalam 1821 tentang bekas petempatan (settlement) di Singapura yang bersempadan dengan laut pada arah timur dan ke arah utara oleh benteng, dan di barat pula bersempadan dengan sungai atau teluk berpaya.

Satu lagi kajian menarik ialah makalah Hermann Kulke, Epigraphical References to the 'City' and the 'State' in Early Indonesia (dalam jurnal 'Indonesia', Jilid 52 Oktober 1991, muka 3-22, terbitan Southeast Asia Program Publications, Universiti Cornell).

Kulke cuba menyelongkar proses sejarah pembentukan negara di Asia Tenggara dengan meneliti sumber batu bersurat atau epigrafi dan mencari kosa kata yang menunjukkan proses perkembangan dari kota ke negara.

Batu Bersurat tahun 1323 di Tuhanaru mengatakan tentang 'rajya' Majapahit atau kawasan dalaman (inner core) yang dikuasai oleh kerajaan itu.

Namun, di luar 'rajya' ialah 'bhumi' (atau dvipa) Jawa. Mengikut Kulke, pertama kali dalam sejarah kawasan Jawa Timur dikuasai oleh sebuah dinasti.

Di kawasan luar Bhumi Jawa ialah 'pulau-pulau luar' atau 'Nusantara' (juga disebut 'dvipantara').

Kulke mengatakan tentang tulisan Negarakertagama (baris 13-16) yang mengatakan bahawa pulau-pulau luar ('dvipantara') ini telah menunjukkan ketaatan kepada Raja Majapahit.

Mungkin cerita Sang Rajuna Tapa menunjukkan proses bersejarah ini - penaklukan Singapura menjadi sebahagian proses berterusan dalam pembentukan negara pramoden Indonesia. Mungkin ia terjadi, mungkin ia tidak.

Kulke mengatakan bahawa Majapahit telah menakluki kerajaan-kerajaan kecil yang dekatnya. Jadi kita ada bukti bahawa dalam sejarah ada sebuah “propensity” atau kemungkinan besar Majapahit telah menakluki Singapura pada seketika.

Jadi, bukti serangan Majapahit dari segi arkaeologi dan penulisan sejarah, kalau ditemui, akan menjadi sangat berguna. Penemuan kapal, senjata dan rangka manusia purba pada era itu akan meningkatkan lagi kesedaran kita tentang serangan Majapahit itu.

Jelasnya, dongeng dan fakta penyelidikan sejarah dan arkeologi merupakan kunci memahami hal silam, termasuk kisah Singapura.

Penulis adalah warga negara Singapura, mahasiswa program doktoral bidang sejarah University of Hawaii at Manoa (UHM), juga pengelola Moslem Society in Asia di UHM.

Kamis, 29 Oktober 2009

Pelajar Tanjungpinang Berduel Pantun

Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Untuk duel yang satu ini, Pemerintah Kota Tanjungpinang sangat mendukung, bahkan bagi sipemenang dari duel tersebut akan mendapatkan hadiah. Pertarungan yang dilaksanakan pada 22 – 28 Oktober akan melibatkan seluruh pelajar yang ada di Tanjungpinang, mengingat duel ini sangat penting karena pelajar di negeri kota Pantun : Tanjungpinang harus mengenal lebih dalam karya sastra hebat melayu berupa pantun ini.

Menurut panitia, pantun harus dibudidayakan diseluruh lapisan kalangan masyarakat, mengingat dengan pantun penyampaian maksud dan kehendak terkesan akan lebih santun, sekalipun penyampaian tersebut sifatnya menyindir atau mengkritisi.
Semenjak Tanjungpinang ditetapkan sebagai kota pantun, Walikota Tanjungpinang, Suryatati A Manan menginginkan agenda ini rutin diselenggarakan, terutama dikalangan pemuda Tanjungpinang. Pagelaran yang dilaksanakan di SMU Negeri 2 Tanjungpinang ini bersempena dengan Bulan Bahasa dengan kegiatan bertemakan “Menyelami Dunia Sastra Lewat Pantun”.

Hal tersebut disampaikan Ketua Panitia pelaksana, Tusiran Suseno usai menjabarkan agenda kegiatan bulan bahasa yang digelar Pemko Tanjungpinang. Ia juga menjelaskan pelaksanaan adu pantun ini dilaksankan di SMU Negeri 2 Tanjungpinang, karena sekolah ini satu-satunya yang memiliki fasilitas gedung bahasa.

Seirama dengan keinginan Walikota Tanjungpinang, Tusiran akan terus mensosilasikan penggunaan pantun sebagai penyampaian maksud dengan tidak mengurangi makna yang sebernanya, karena pantun akan menjadi sastra penyampain yang saat santun.

Persiapan peserta dalam duel pantun kali ini dipastikan sudah memiliki persiapan yang matang, karena sastra pantun di hampir setiap sekolah sudah menjadi muatan lokal pelajaran.

Menurutnya, ini merupakan langkah yang baik dalam upaya mempertahakan dan pengembangan budaya sastra melayu. Agar generasi muda saat ini bisa lebih mencitai sastra Melayu yang membesarkan nama budaya Melayu. “Saat ini kebiasaan penyampaian pantun memang selalu dibacakan disetiap kegiatan seremoni. Namun, acapkali pembicaran/percakapan sehari-hari kita tidak diselingi dengan kosakata yang tersusun santun dan berurut seperti pantun. Hendaknya bisa dibiasakan agar masyarakat lebih cinta dan bangga dengan penggunaan sastra Melayu ini,” kata Tusiran, yang sedikit mejabarkan agenda perlombaan yang akan ikut turut dilaksanaka yakni, cerdas cermat pantun, peraduan pantun, pembacaan puisi serta workshop. (PM/berbagai sumber)



Kampung Damnah, disinilah tapak keberadaan Istana Damnah yang masih tersisa, salah satu diantara keberadaan yang paling berharga sepajang sejarah Kesultanan Riau Lingga. Istana Damnah merupakan bekas tapak kerajaan yang masih tersisa dan terlihat, meski jejak itu hanya menyisakan anak tangga muka istana dan tiang-tiang dari sebahagian tembok yang pernah menompang dan berdiri tegak.

Kondisi sekarang Anda hanya bisa menjumpai beberapa puing tersebut, sisanya lenyap dimakan waktu sesuai dengan keberadaan Kesultanan Riau Lingga. Sekarang sisa puing istana ini terletak di hutan yang disebut dengan kampung Damnah, Daik-Lingga.
Istana Damnah yang dibangun pada tahun 1860 oleh Raja Muhammad Yusuf Al-Ahmadi, yang Dipertuan Muda Riau X (1857-1899) merupakan tempat kediaman Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II, dimana sebelumnya kediaman Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II di Istana Kota Baru yang tidak berjauhan dari pabrik sagu yang didirikannya.

Sejak otonomi daerah, pemerintah setempat mulai memperhatikan keberdaan situs sejarah ini, dengan jalan membangun replika Istana Damnah, yang dibangun berdasarkan riset para arkeolog, budayawan serta pihak-pihak terkait, guna pencapai pembangunan sesuai dengan wujud aslinya. Kini replika tersebut menjadi salah satu objek wisata sejarah yang sewaktu-waktu bisa dikunjungi para wisatawan.

Keaslian atau sisa Istana Damnah yang sesungguhnya dibiarkan semula jadi, namun pembangunan replika Istana Damnah dibangun secara terpisah di kota Daik. Daik pernah menjadi menjadi pusat pemerintahan kerajaan Riau-Lingga dan sekarang menjadi ibu kota Kabupaten Lingga. Untuk mencapai Kota Daik yang terletak di Sungai Daik, hanya dapat dilalui dengan perahu di waktu air pasang. Karena di waktu terjadinya air surut, Sungai Daik akan mengering dan hal ini menyebabkan akan sulit untuk menuju Kota Daik. Perkembangan pilihan transportasi sekarang bisa dilalui dengan jalan darat dengan cara melalui sungai itu terus kemuara (Pancur) yang terletak di pantai utara pulau Lingga, berseberangan dengan Pulau Senayang.

Jemaja, Kepulauan Anambas. Dulu, pulau tersebut menjadi rahasia pribadi atau tempat persembunyian para lanun (bajak laut). Selain tempat persembuyian, ternyata pulau tersebut dijadikan tempat penyimpan harta rampasan dari setiap kapal dagang yang melalui perairan laut Cina Selatan.

Ternyata kebiasaan lanun tidak semuanya menyimpan harta rampasannya di dasar laut. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya tempat penyimpanan harta di pesisir pantai Pulau Jemaja. Penemuan tempat penyimpanan harta tersebut merupakan hasil tim ekspedisi Komando Pengendalian (Kodal) I yang melakukan kunjungan pengawasan tepatnya di pesisir Pantai Pusik, Pulau Jemaja bagian barat.

Penemuan bukti sejarah tersebut terungkap atas ketidaksengajaan pada saat kondisi air laut sedang surut. Hal itu diketahui setelah menemukan sebuah bekas lubang galian yang selama ini tertutup pada saat kondisi air laut sedang pasang.

Setelah memastikan dari dekat, tim menemukan sejumlah pencahan keramik bermotif Cina kuno. Pecahannya keramik yang ditemukan tidak terlalu kecil, seukuran tiga perempat dari ukuran aslinya. Seluruh penemuan dan pecahan dari keramik dikumpulkan dan tim ekspedisi Kodal I membawa dua buah pecahan keramik sebagai contoh yang akan diserahkan kepada arkeolog. Penyerahan tersebut guna menggungkap umur serta asal dari keramik-keramik tersebut.

Penemuan keramik kuno di pantai Pesik tersebut bukan merupakan penumuan yang pertama kali. Penduduk tempatan sering menggali pasir pantai untuk mendapatkan keramik kuno, dan hasil penemuan mereka kebanyakan dijual kepada peminat yang ingin memilikinya.
Jemaja, pulau yang memiliki luas kurang lebih 541 ribu kilometer persegi ini menyimpan eksotik keindahan alam serta kemisteriusan pulaunya sesuai dengan namanya yang diartikan secara etimologi merupakan “Jemaah Raja-Raja”.(KM/berbagai sumber)

Minggu, 25 Oktober 2009

Celoteh Budak Sebauk Di Lampung


Ceritanya saat itu hiduplah sebuah keluarga kecil dan melarat, yang kesehariannya mengarungi lautan sebagai objek andalannya untuk memperoleh ragam kebutuhan hidupnya. Sebagai kepala keluarga ia berprofesi sebagai nelayan harus berjuang ditengah pertemuan arus laut dan hantaman gelombang deras, belum lagi nasibnya yang harus bertarung dengan kondisi alam yang sulit ditebak.

Persis kehidupan yang dilakoninya saat ini. Bagaikan berdiri diatas geladak kapal nelayan yang tidak pernah diam akibat gelombang laut. Belum lagi musim angin utara, kebanyakan nelayan tidak berani melaut karena cuaca alam yang tidak bersahabat, alahasil ini akan mengurangi pendapatan dari kebiasaannya melaut.

Sebagai nelayan kecil, ia yang dilakoni sebagai “Tok kadir” harus memenuhi semua kebutuhan 5 orang anaknya. Sebenarnya, kalau Tok Kadir memiliki perencanaan dalam mengatur jumlah kelahiran, mungkin kehidupannya sebagai nelayan tidak akan sulit yang sekarang ia rasakan. Tidak musti dikejar-kejar rentenir dan tukang kridit karena terlilit utang demi memenuhi semua kebutuhanya. Bisa dibayangkan-kan kehidupan Tok Kadir?

Kehidupan sulit Tok Kadir tersebut diperankan sejumlah siswa sekolah dasar Tanjung Sebauk, Senggarang dan penampilan kelompok seni celoteh Budak Sebauk dari Senggarang, Tanjungpinang memetaskan teater berdurasi kurang lebih 15 menit di Lampung.

Pagelaran seni budaya yang diadakan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat pada Kamis (1/10) malam menampilkan 33 provinsi sebagai peserta, dan penilaian dewan juri lebih memfokuskan pada pesan yang dibawa dari atraksi seni budaya itu sendiri.

Menurut sumber harian media lokal, penampilan yang disuguhkan kelompok seni Celoteh Budak Sebauk mampu menampilkan, penampilan yang memesona para penonton yang hadir termasuk sejumlah kepala daerah yang hadir dari seluruh Indonesia dan para pejabat BKKBN pusat dan daerah.

Seni atraksi dari perwakilan Provinsi Kepulauan Riau ini sungguh berbeda, karena umumnya peserta yang disertakan dalam perlombaan tersebut adalah mereka para orang dewasa, yang harus bersaing dengan dengan sejumlah anak-anak pelajar sekolah dasar.
Pada kesempatan tersebut Walikota Tanjungpinang, Hj Suryatati A Manan memperoleh kesempatan menunjukkan kebolehan yakni membaca puisi yang menyampaikan amanah dan pesan-pesan keluarga berencana. Puisi yang cerdas menggambarkan bahwa saat ini paradigma KB seolah-olah hanya kewajiban kaum perempuan saja, begitu seterusnya, sangat menyentil dengan bahasa dan aksen melayu yang mudah dipahami.

Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Tanjungpinang, Drs Surjadi MT, mengatakan, penampilan kelompok seni Celoteh Budak Sebauk dan ibu walikota Suryatati mendapat apresiasi yang meriah dari seluruh hadirin yang hadir. "malam itu akan menjadi permulaan yang hebat bagi murid SD tersebut untuk terus membangun talentanya dalam dunia seni," ujar Surjadi. (berbagai sumber)

Minggu, 04 Oktober 2009

Tanjungpinang, Negeri Pantun Melayu

Bisa dikatakan pantun merupakan kesenian yang kian terpinggirkan dan secara perlahan mulai tergerus zaman. Padahal banyak cara untuk menyelamatkan karya satra khas Melayu ini. Salah satunya dengan menggelar opera pantun yang berlangsung di Jakarta belum lama ini. Dengan sajian pantun bergaya baru, penonton tidak akan bosan menikmati seni yang sarat akan nasehat.

Salah satu bait pantun yang didendangkan dalam rangkaian opera pantun adalah karya Rizal Nur. Sastrawan Melayu yang aktif melestarikan pantun di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau ini sengaja mengemas pantun secara berbeda. Opera pantun sebenarnya sebuah rangkaian pantun dalam jalinan cerita. Cara ini dibuat supaya penonton tidak bosan menyimak isi pantun tanpa kehilangan maknanya.

Ada beragam bentuk pantun yang tersebar dalam budaya masyarakat Melayu. Antara lain pantun percintaan, pantun mantra, pantun menidurkan anak, hingga pantun perkawinan. Semua pantun tersebut memiliki kesamaan, yaitu sarat akan nasehat dan berkaitan erat dengan unsur agama Islam meski diucapkan dalam suasana yang berbeda-beda.
Upaya melestarikan budaya pantun sudah seharusnya digalakkan, bersamaan pagelaran tersebut bertempat di Taman Ismail Marzuki (TMI), Jakarta, selasa 30 April 2008 sekolompok budayawan dan sastrawan Tanjungpinang menampilkan opera pantun yang mampu memesona penonton dalam penyuguhan yang aktraktif dan kreatif.

Selain menampilkan permainan opera pantun, rencana pencanangan ditandai dengan ikrar bersama Yayasan Panggung Melayu (PM) dan budaya Melayu se-Asia Tenggara, menetapkan Kota Gurindam, Tanjungpinang sebagai Negeri Pantun.

Tanjungpinang secara historis memiliki perkembangan kesusastraan yang menawan dan sangat pantut dikenang dan dikembangkan. Alasan ini yang menjadi dasar kenapa Kota Tanjungpinang ditetapkan sebagai negeri sastra pantun, demikian yang disampaikan Pimpinan Yayasan Panggung Melayu Rizal Nur.

”Pantun, di negeri pantun (Tanjungpinang) merupakan sebuah karya sastra lisan melayu yang secara turun-temurun sudah dikenal dengan kebiasaan masyarakatnya yang menggunakan pantun sebagai dasar komunikasi dalam menyampaikan maksud dan kehendak, budaya tersebut terbawa pada era saat ini, contohnya setiap pembukaan maupun penutupan kegiatan selalu dimulai dan diakhiri dengan pantun,” jelas Rizal Nur. (liputan6.com/btmtoday)

Senin, 17 Agustus 2009

Perjuangan



Selamat hari jadi bangsaku
Dengan semangat merah dan putih warna didirimu,
ku berusaha menjadikan makna warna dirimu didiriku

Senin, 03 Agustus 2009

Surutnya Hak Melayu

Di negeri bertamadun Melayu. Etnis Melayu mendapati hak istimewa berupa hak kepemilikan, baik secara sosial maupun ekonomi. Pasalnya di negeri yang berpenduduk 27 juta warga Malaysia, 60 persen adalah etnis Melayu. Selain Melayu, terdapat sekelompok minoritas etnis China dan etnis India.

Ada kebijakan baru yang diinginkan oleh pemerintah Malaysia, dengan maksud mengurangi aturan kepemilikan yang melandasi kebijakan proetnis. Ini bertujuan agar beberapa perusahaan bisa menambah pemasukan di pasar saham.

Perubahan dan aturan yang dimaksud pemerintah tidak akan dilakukan secara massal, melainkan kebijakan yang masih bersifat secara proetnis melayu itu akan dikikis secara perlahan-lahan yang saat itu diumumkan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Nazib Razak.

Desakan itu muncul seiring adanya krisis ekonomi dunia yang juga dilanda negara Malaysia. Negara itu mengalami jatuhnya psar saham sebesar 40 persen padfa 2008. Hal ini mengakibatkan minimnya perhatian investor untuk membeli saham mereka. kenyataan ini yang menyurutkan hati pemerintah Malaysia untuk mempertahakan kebijakan ekonomi proetnis Melayu.

Langkah yang ditetapkan oleh pemerintah Malaysia dianggap beberapa pengamat politik dan ekonomi tindakan yang tegas dianggap ia mampu dan benar-benar siap mengambil keputusan yang sulit semata-mata untuk meningkatkan ekonomi dan memperkuat persatuan partai koalisi Barisan Nasional (BN). Selain itu pemerintah dianggap juga mendekati kelompok oposisi yang menginginkan pemberlakukan sistim ekonomi liberal.

Pihak oposisi juga menginginkan segala macam aturan berlandaskan ras, seperti pada sistim perumahan, pendidikan, tenaga kerja dan kepemilikan perusahaan agar segera dihapuskan. (sumber: Kompas/Net)

Jumat, 31 Juli 2009

Maghfi III

Minggu Pertama di Bulan April 2008
--
Perut yang membesar secara lahiriah
dan masih, aku dan istriku rutin melakukan pemeriksaan
karena ada sosok yang akan menjelang satu kehidupan
dan mengisi hari dengan kesibukan baru kami, lalu
kami memintanya untuk memanggil ayah dan ibu
--
Bagi kami ia adalah anugrah yang tiada tara
karena, "kesempatan" itu kami peroleh,
dan kami yakin ini ridho dariNya. Syukurku kepada Mu
Alhamdulillah
--
Menikmati hidup ditengah rumah tumpangan
dengan harapan si suami meminta pindah kelak biarpun ngontrak
--
obrolan serius di ruang tamu waktu itu
suami (aku), istriku yang kupanggil dodo,
mertua perempuan (mak) dan mertua laki-laki (bak)
--
ditengah obrolan itu,
dodo menjulurkan badannya dengan mimik muka yang meringis
ia menahan sakit, karena bidan yang memeriksanya mengatakan
"ulfa udah bukaan dua"
Semalaman aku bersama istri dan mertuaku
menginap di klinik bidan Baloi-Batam
tapi saat itu, istriku belum menunjukkan tanda-tanda kuat untuk
melahirkan saat itu (ini hasil analisa ku yang ngawur)
--
bak : wik, nampaknya dodo tidak bisa lebih lama lagi
mak : ya wik....!
dodo : mas, ingat dak pesan dokter Darma
diakan ada kasih memo ke kita untuk menemui rekannya
sesama dokter di rumah sakit harapan bunda
siapa nama dokter tu mas..?
aku :#^$*%@!>:.....!!
--
bergegas aku mencari lembaran catatan
tulisan sesorang dokter terkenal dengan indahnya
tapi masih bisa ku baca
--
aku : ini...!!! namanya dr.Maiman
--
kepanikan emang tidak bisa kutunjukkan,
hari ini cukup lelah,
jadwal pagi kerjaan masih mengentri pendataan keluarga
alhasil kerjaan ndak beres ada kesalahan pada mengentri
untungnya hari jumat, jam kerja hanya setengah hari
--
bak : sekarang kamu telpon dan daftarkan dodo
mak : ya wik....!
ku ambil telpon dan janjian pukul 04.00 sore
--
karena udah diingatkan tentang antrian
kalau kami datang telat akan bergeser nomor antrian
aku dan istriku tidak mau sampai terlambat tiba di RS
menggunakan sepeda motor bebek kriditan aku melaluijalan yang cukup unik
karena memang aku tidak hapal betul, jalan raya di batam
agar selamat dan tidak nyasar,
yang kuingat dari pintu masuk nagoya hill yang menghadap komplek nagoya bisa tembus ke pintu masuk dan keluar nagoya hill dan langsung tembus ke daerah pelita tempat RS Harapan Bunda
--
dodo : loh, kok kita masuk sini mas...?
aku : iya, dari pintu masuk nagoya hill sebelah sini kita bisa tembus ke pintu keluar yang sebelah sana. do ada gopek...?
--
palang pintu masuk pelataran nagoya hill
mempersilakan kami masuk
jalang melingkari nagoya hill dan kami keluar persis disamping I-Hotel.
--
aku : nah kalau dah tiba sini aku dah hapal jalannya do
--
ku pakir sepeda motorku, disebelah tukang yang lagi memperbaiki
gedung RS yang sedang di renovasi
--
kurang lebih seperempat jam kami menunggu antrian
akhirnya giliran kami diperiksa dr.maiman
--
dr.maiman : ibu silahkan baring disitu
dr.maiman : sebentar ya pak saya periksa istrinya dulu
--
memutar arah badan 360 derajat, dokter itu kembali ke meja kerjanya dan di hadapannya ada aku yang menunggu kabar hasil pemeriksanya
--
dr.maiman : istri bapak udah bukaan dua, air ketuban sudah keluar, karena istri bapak saya lihat mengalami depresi saya tidak berani menjamin atas keselamatan keduanya.
dr.maiman : saran saya, segera kita lakukan operasi caesar
--
tidak sampai waktu 3 menit aku berpikir
aku memutuskan untuk menuruti saran dari dokter tersebut
--
aku : lalu bagaimana pak
dr.maiman : silahkan bapak komfirmasi kepada staf administrasi rumah sakit, sebentar saya panggilkan
--
ndak lama kemudian staf adminitrasi RS Budi Kemuliaan mengetuk pintu ruang praktek dokter maiman
--
staf RS : mari pak, ikut saya
--
diruang, persis dibelakang apotek RS Budi Kemulian
aku harus menanda tangani salinan kwitasi
sebagai awal tanda jadi bahwa istriku mendapat pelayanan medis
--
staf RS : pak...! bapak harus melunasi minimal separuhnya
dari total pembiyaan terlebih dahulu
aku : berapa mbak?
staf RS : seluruhnya Rp. 7.5 juta,
dan sisanya kalau ada tambahan biaya obat dari dokter, bapak harus melunasi sisanya dan tambahan obat dari dokter
aku : kira - kira beberapa total seluruhnya ya mbak?
staf RS : biasanya tak jauh dari Rp. 7.5 juta kok pak...
jadi, bapak mau bayar berapa sekarang?
aku : saya bayar Rp. 4 juta dulu mbak
staf RS : baik pak, saya akan buatkan kwitansinya dulu
aku : iya... makasih mbak
staf RS : sama - sama pak
--
aku berlari menuju ruang praktek dokter maiman
--
dr.maiman : pak, kita lakukan operasinya jam setengah enam ya
dodo : dok, bisa ndak operasinya dilakukan lepas shalat magrib?
dr. maiman : baik bu kita siapkan dulu ruang operasinya
dodo : makasih dok
aku : makasih pak
--
kami kembali keruang tunggu.
--
dodo : mas tolong telpon bak, kabari dan suruh kemari, pake taxi aja
aku : ya do
--
tidak lama berselang kedua orang tua yang kami tunggu sampai dengan selamat, mereka menaiki taxi langganan yang pangkalannya tak jauh dari rumah tumpangan kami
--
bak : wik, sekarang kamu pergi ketempat bidan tadi malam,
dan katakan maaf dodo ulfa harus segera mendapat pertolongan RS
sekalian kamu ambil pakaian dan kain untuk dodo
mak : ya wik...!
aku : ya bak, mak... sekarang langsung kesana,
tolong jaga dodo ya mak
--
sepeda motorku ku kebut untuk kesekian kalinya,
dan masih menggunakan "jalur gopek" Nagoya Hill
sebenarnya ada perasaan tidak enak pada bidan tempat kami inap tadi malam
tapi, aku harus bermuka batu,
karena biaya periksa dan inap tadi malam belum bisa kubayar
dan syukurnya bidan tersebut tidak meminta pungutan bayaran atas jasa yang telah diupayakan, mengingat suaminya adalah teman sekantor tante ku di Telkom
--
kembali keparkiran RS Harapan Bunda
berlari kecil aku menghapiri bak yang lagi duduk sendirian
--
aku : dodo dimana bak?
bak : udah didalam, ditemani mak wi, kamu shalat-lah dulu, belum magribkan?
aku : ya bak, tinggal dulu bak...!
bak : ya wik...
--
satu jam lebih kami menunggu diruang tunggu
aku bolak - balik keluar masuk kamar kecil
mak keliatannya terus berdoa
sama dengan bak, tapi wajah bak sedikit tenang
ketimbang mak yang nampak jelas sekali mengkhawatirkan anaknya
--
lagi - lagi ku perhatikan lampu diatas persis pintu masuk ruang operasi
yang masih merah menyala
setengah jam berlalu kami masih menunggu
dan tidak berselang lama dr.maiman keluar dengan keringat yang mengucur
--
dr. maiman :Alhamdulillah anak bapak lahir dengan selamat dan
anak bapak cewek selamat ya pak
tapi untuk sementara ibu saja yang masuk terlebih dahulu,
bapak - bapak tunggu disini ya
--
Alhamdulillah syukurku atas nikmat-Mu ya Allah
pakaian yang ku bawa dalam tas kain berwarna merah jambu, langsung ku berikan kepada mak, karena ada kode dari mak yang meminta
--
aku tidak bisa banyak berkata kepada bak,
karena aku kini menjadi ayah semenjak pukul 19.43 Wib
--
suster RS : mari pak dilihat anak dan cucunya
bak : oh ya makasih, ayo wik
--
melihat dirinya terbalut kain putih bersih,
persis hati dan jiwanya yang masih suci
kulitnya yang putih memerah persis ibunya dan
keningnya yang nonong kuanggap persis diriku
kutatap kedua matanya
yang separuh terbuka yakni hanya mata sebelah kanan
dan mata sebelah kiri belum terbuka secara sempurna
dialah selama 9 bulan didalah rahim yang sempurna
dialah yang selama ini dan seterusnya ku jaga dan bakal kurawat
dan dialah anak perempuan yang kuharapkan
lahir dengan panjang lebih kurang 50 cm dengan berat 3.1 kg
Alhamdulillah ya Allah
--
bak : wik... bacakan adzan ditelinga sebelah kanannya
dan bacakan qomat di telinga sebelah kirinya
aku : iya bak
--
aku dan bak tidak bisa terlalu lama melihatnya
karena gadis kecilku akan dibawa keruangan spesial khsusnya
--
aku dan bak melihat dodo akan dibawa keruang perawatan
masih diatas kasur roda ia terbaring
dan aku hanya bisa membisikan ketelinganya
--
aku: terimakasih do, kamu memberiku gadis kecil yang manis
dodo : sama - sama mas
--
kupastikan semuanya udah makan
istriku,
dan anakku yang kutanya kepada suster jaga.
baru aku pamit untuk mengisi perutku yang udah lapar
disaat itu ku kabari pada kedua orangtuaku perihal cucu pertamanya telah lahir dan kepada seluruh dunia atas suka citaku
perihal hadirnya khalifah perempuan di dunia ini
terima kasih ya Allah
--
ku selesaikan makanku dengan cepat bermaksud untuk kembali melihat istriku
dan disana ada mak dan bak yang setia menunggu
--
bak : wik, kamu menginap disini ya, bak dan mak mau pulang
mak : ya wik...
aku : ya mak, bak saya panggilkan taxi
bak : ndak usah, bak jegat aja didepan, bak masih apal alamat rumahmu
aku : ya udah mak, bak ati-ati dijalan
--
tinggal berdua aku dan istriku,
dan ada satu pasangan suami - istri yang juga menjadi pasien
namun ia berbeda nasib dengan kami, karena ia kehilangan anak yang dikandungnya
dan suara kecil
"ya Allah lagi - lagi kau beri kenikmatan hidup pada umatmu,
apa yang kami anggap baik belum tentu menjadi baik dimatamu,
dan Kaulah Yang Maha Sempurna, Alhamdulillah"
--
aku : do, sesuai rencana kita untuk namanya
dodo : oh ya mas,
mak dan inga (kakak iparku) menitip nama kepadaku
untuk memberikan nama kepada anak kita
aku : apa ya do ?
dodo : inga menitip untuk memberikan nama: "araya" dan mak "syahana"
araya sebagai harapan kepada dirinya kaya akan memiliki hati yang lembut,
sedangkan syahana, harapan orang tua untuk kerukunan rumah tangga kita
aku : jadi "araya syahana" ya...?
dodo : ya mas
aku : bagus namanya dengan harapan yang bagus, boleh aku menambah di depannya?
dodo : ya mas
aku : "maghfira", "maghfira araya syahana" aku memohon ampun kepada Mu ya Allah
dodo ; nama yang baik untuk dirinya dan harapan kita semua Amin.....
................. buat aya

Selasa, 26 Mei 2009

Maghfi II

Minggu Keempat di Bulan Maret 2008
--
Hari Minggu
waktu itu hari dengan cuaca yang bersabat
waktu itu pekerjaan rumah selesai tanpa cacat dan
waktu itu mertuaku ngajak berangkat
iya sih aku pernah janji mengajak kedua mertuaku jalan-jalan
--
baru dua bulan aku pindah ke batam
dan baru pertama kalinya mertuaku berpergian ke batam
sekedar menikmati kota batam
aku dan istriku mengajak kedua mertuaku keliling kota batam
--
aji mumpung...?
ndak juga sih...!
mertuaku memang orang kampung
tapi mereka bukan kemaruk...
baginya, dunia bukan apa-apa
hidup dijalani untuk akhirat yang abadi
--
"wik panggilkan taxi ya"
perintah mak
taxi "gelap" jadi langganan kami
sudah menunggu didepan rumah
--
melaju normal,
tanpa hambatan,
tanpa lampu merah yang mencegat,
dan tanpa ada pihak-pihak lain yang mengganggu
--
"bang ndak usah ditunggu,
tiga puluh cukup bang?"
"Ok makasih ya bang"
"drop in" persis, kami diturunkan di pelataran mall bukit nagoya.
--
apasih yang dilihat di mall
palingan fashion melulu
sebenarnya, aku sedikit bosan melihat ini semua'
.;h$^~&@^Rp~`.,]*
--
"hhhaaaaaahhh..."
akhirnya kami keluar juga
setelah sejam lebih mutarin isi mall
dapat juga yang dicari dan pesanan titipan abang ipar
Persinggahan selanjutnya cari tempat nyatai
ku putuskan duduk di pigir jalan
dimana berjejer daganngan sate padang dan
ikan bakar ciri khas jajanan kota batam
--
perut sudah terisi
waktunya pulang
berhubung sudah pukul 17.15 wib
"ayuk kita pulang bak"
ajak ku kepada mertua laki-lakiku
--
"Pak..pak satenya belum dibayar"
kami dikejar sipedagang sabil teriak
,,;@%*-+=$$$,`!! menagih Rp.
"loh bukannya sudah dibayar"
ternayata pedagang disitu pada ndak kompak
mungkin saingan kale ya, jenis dagangan pada seragam
--
"Alhamdulillah"
ucap syukur mak, setelah sampai di rumah
sambil menuggu magrib mak dan istriku beresin belanja
dan aku menjawab seluruh pertanyaan bak seputar batam
............... (buat aya)

Jumat, 13 Februari 2009

Maghfi

Minggu ketiga di bulan Maret 2008
--
kampung hijau tempatan ditinggalkan
entah pukul berapa aku tidak ingat,
saat itu aku harus menjemput si datuk dan nenek
Alhamdullillah,
hang nadim memuluskan pendaratan pesawatnya
yang sempat mengangkasa 1,5 jam lamanya
--
ulah si ragil dari empat saudara
yang menjadi medan magnet bagi mertuaku untuk bela-belain datang
ya sih... ada tempat spesial bagi si ragil dihati kedua orang tua itu
karena tinggal hitungan hari aku bakal menjadi ayah dan
si ragil akan memiliki surga ditelapak kakinya sebagai ibu
ya.ya.. cucu keempat dari anak kesayang
--
"Bongkar wi,
bawa kemari pisau, ada bawaan"
membawa oleh-oleh kesenangan si ragil
membawa jampian yang diyakini bisa mengusir makhluk usil nan jahat
membawa kain bersalin yang bakal dikenakan si ragil saat melahirkan nanti dan
membawa cinta yang tulus dari orang tua yang menginginkan anaknya selamat
amin...
--
"entar malam temani bak ya wi", peritah mertua perempuan
kelengkapan kasur, batal-guling, memang belum ku kesediakan untuk mereka
he.he... mungkin aku menantu yang kurang peduli terhadap mertua
pikirku.... *&^$!-)/`+~..!#$
ngontrak di blok s no 47 tiban btn,
setidaknya membuat mereka nyaman, dibanding kontrakkanku sekarang
hanya satu kamar tidur
--
keras dan ndak enak, sakit kepala.
ndak ada batal lain mak selain itu
sebenarnya bukan itu alasanya.
karena duit di kantong sanggupnya beli yang segitu
apa boleh buat.
................ (buat aya)

Jumat, 30 Januari 2009

Penyakit Jiwa

Alamak... dasar manusia terlalu nyentrik dengan busana yang bercorak polemik yang dikenakan setiap saat. Bangga dengan adegan yang sengaja dirancang, demi atau tanpa demi apapun. Menciptakan selisih yang jauh dari suasana yang kondusif dan meluluh-lantakkan arti keindahan dalam kebersamaan. Ia berkoar kesana kemari mendengungkan kenapa di perkumpulan ini ada bermunculan gap-gapan baru?


Rekayasa adu domba dikemas sengaja, dan terkadang tanpa sengaja ia lakukan demi keuntungan pribadi atau yang bisa diajak bersubahat denganya. Parahnya lagi, keadaan itu dilakukan dengan maksud tanpa kejelasan yang mendasar. Mungkin demi memuaskan bujukan penyakit jiwa yang kian membusuk didalam jiwanya.

Lalu, pantaskah lingkungan menjadi kambing hitam atas kegagalan seseorang menjadi manusia yang bijaksana dan arif. Terpilih menjadi pemimpin menjadi objek baginya untuk berbuat sekehendak hatinya. Lantas ia sisihkan mereka yang tidak sepaham, dengan menyusun rencana tipu muslihat, salah satunya jalan menggalang kekuatan untuk menjadi gap baru yang menjadi jembatan tercapainya keserakahan jiwanya, dan ia kumpulkan salinan informasi busuk dibuku agenda kerjanya, kemudian dirangkai menjadi arti untuk menjatuhkan lawan-lawannya dilembaga sosial bidang "kemaslahatan rakyat".

Perubahan yang digiringanya meningkatkan terus velositasnya: mengahajar struktur, sistim, bahkan keharmonisan yang sebelumnya telah terbentuk dengan membawa paham demi sebuah popoluritas dan pandangan atasan terhadapnya. Satu-persatu dari kelompok tersebut mengetahui dan memahami gelagat yang dilakukannya, ada yang mengambil inisiatif mencoba melawan, ada yang memutuskan untuk tetap bungkam dan ada yang lebih memilih menyokong dengan menjadi mata-mata.

Perlawanan dicoba. Namun, di pihak pertama menyadari, lawan merupakan musuh tangguh yang sulit untuk dirobohkan, dan ada sebagian dari mereka yang menaruh pengharapan pada kebijakan dan keputusan yang ekstrim dari atasan yang tidak terlihat ditempat. Maka jadi problematis pula kesatu-paduan kesadaran dari pihak pertama, dan goyah pula posisi kita sebagai subyek yang "mengetahui". Kalimat apatis terlontar, "apa artinya mengetahui" Ada yang menjawab lebih baik menjaga "kesehatan jiwa" ketimbang musti tertular penyakit jiwa yang terus menggarayangi setiap dimulainya cahaya matahari dari timur yang mengedor kelopak mata hingga terbebelak sampai sang surya itu menjalanikodratnya untuk condong ke arah barat. Begitu seterusnya dan entah endingnya kapan. semrawut yang membosankan.

Bicara "Kesehatan jiwa," Mustafa Fahmi mencerminkan ilmu mengadaptasi jiwa atau target "persentuhan" dan "penyatuan pribadi". "Penyatuan pribadi" bersifat penerimaan orang lain terhadap dirinya. Sebaliknya, "Persentuhan" bersifat penerimaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Misalnya karya buah pikir yang dirancang demi kebaikan bersama dengan faedah yang bisa nikmati.

Fahmi berbicara tentang kedua hal yang dimaksud adalah pengertian positif dalam memandang pribadi yang diadaptasi ini, bisa dikatakan bahwa pribadi seperti itu dari contoh tingkah laku matang yang sanggup menghadapi segala problem atau pergumulan bukan lari menghidarinya.
Selanjutnya, bagaimana dengan manusia yang terkadung terjangkit bakteri busuk yang menggangu kesehatan jiwanya? Lantas, adakah ramuan manjur yang bisa menyembuhkan penyakit seperti ini?

Berabad-abad yang dulu, manusia tempatan dan terpilih membawa Manhaj lalu mengajarkan ilmu yang paling ampuh dan sempurna sepanjang hayat agar tetap sehat dan bahkan bisa menyembuhkan penyakit yang sering mendiami jiwa umat manusia. Ku sarankan cari ilmu ini bergurulah pada yang lebih dewasa ketimbang memilih ujian untuk lulus sertifikasi pengadaan barang dan jasa yang lantas dipergunakan untuk melakukan penyimpangan.

Selasa, 06 Januari 2009

Jatidiri Melayu

Nama "Melayu" Berasal Dari Kerajaan Melayu Purba

Pengertian orang tentang nama "Melayu" menimbulkan beberapa tanggapan, dan sering dicampurbaurkan. Hal ini sering sekali dibuai oleh ocehan yang tidak lebih dari sebuah omong kosong dibalik kisah sejarah yang sebenarnya. Kekhwatiran terhadap penyimpangan tersebut beberapa pemuka adat Melayu, antropologi, sejarahwan bergerak untuk mempublikasi cerita sejarah Melayu tentang nenek moyang yang mendiami wilayah Thailand Selatan, Singapura, Brunai, Malaysia, Kalimantan Barat, Aceh Timur (Temiang), Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Pesisir Palembang dan pesisir timur Sumatera Utara.
Salah satunya Sejarahwan dan juga Dosen Luar Biasa Sejarah Melayu dan Sejarah Sumatera Timur di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Tuanku Luckman Sinar Basarshah, II, SH, ALHAJ tentang "Jatidiri melayu" menyebutkan salah satu nama "Melayu" bersasal dari kerajaan Melayu Purba.
Sesuai yang tertulis pada Kronik Dinasti Tang di Cina. Sudah ada tertulis nama kerajaan di Sumatera yang ditulis dalam aksara dan aksen Cina yaitu kerajaan "MO-LO-YUE" pada tahun 644 dan 645 Masehi.
Catatan tersebut berawal perjalanan seorang Pedeta Budha Cina bernama I-TSING. Dalam perjalanannya ke India ia memalui dan sempat bermukim di Sriwijaya ("She-li-fo-she") untuk belajar bahasa Sansekarta selama 6 bulan sebelum melanjutkan perjalanannya ke Kedah dan India.
Kurang lebih 20 tahun yakni tahun 685 Masehi, I-Tsing kembali pulang ke Cina. Penempuhan perjalanan pulang Ia kembali menyinggahi tanah "MO-LO-YUE" yang waktu itu Kerajaan Melayu telah ditaklukkan atau menjadi satu dengan Kerajaan Sriwijaya (antara tahun 445 - 685 Masehi). "Perjalanan pelayaran dari Sriwijaya ke tanah Melayu hanya memakan waktu 15 hari dengan kapal layar sederhana waktu itu," ujar I-TSING.
Beberapa sarjana menyatakan berlainan adapun sebagian besar bersependapat Kerajaan Melayu terletak di Hulu Sungai Jambi (Sungai Batanghari). Penulusuran dari ekskavasi kepurbakalaan banyak ditemukan reruntuhan candi, patung - patung dan barang - barang kepurbakalaan lainnya yang cukup tua usianya.