Selasa, 24 November 2009

Siasat Penaklukan Singapura


Oleh: Moh. Effendy bin Abdul Hamid
Menurut sejarah Melayu, berawal dari murkanya seorang raja bernama Raja Iskandar Shah yang telah dicoreng karena fitnahan yang dilakukan seorang anak bendaharawan kerajaan menjadi siasat kerajaan Majapahit untuk menaklukan Singapura yang sempat gagal dalam pertempuran memperebutkan pulau Singapura.

Pengkhianatan Sang Rajuna Tapa seorang bendaharawan kerajawan Singapura karena menaruh dendam kepada sang raja yang telah mehukum mati anak perempuannya disula didepan umum khalayak ramai. Kepedihan dan rasa sedih yang mendalam Sang Rajuan Tapa berkomplot dengan dengan Majapahit.

Sang Rajuna Tapa tahu, Batara Majapahit menyimpan permusuhan yang dalam sekian lama karena telah dikalahkan oleh pasukan Kerajaan Singapura. Lalu Sang Rajuna Tapa memutuskan mengirimkan kabar dengan menulis surat kepada Betara Majapahit dengan memberitahukan bahwa ada peluang untuk menyerang lagi dan janji Sang Rajuna Tapa akan menolongnya untuk mengatur siasat penyerangan.

Tak lama kemudian, pada satu pagi, angkatan laut Majapahit datang menyerang, dengan kekutan tiga ratus jong dan banyak lagi jenis kapal perang menyerang Singapura waktu itu. Peperangan berlarut dengan panjang, dan sampai pada akhirnya keterbatasan makanan bagi pasukan Kerajaan Singapura menjadi titik lemah perlawanan mereka atas pasukan Kerajaan Majapahit.

Mengetahui kondisi pasukannya melemah akibat keterbatasan makanan, Raja Iskandar Shah memerintahkan kepada Sang Rajuna Tapa untuk mengeluarkan stok beras yang ada di gudang. Disinilah siasat dan kesempatan Sang Rajuna Tapa untuk membalas dendam atas kematian anak perempuannya dengan mengatakan persedian beras yang ada di gudang sudah habis. Mengetahui kondisi terjepit dan melemahnya mental pasukan Kerajaan Singapura. Akhirnya pada satu malam kota Kerajaan Singapura dikepung oleh pasukan Kerajaan Majapahit. Pengepungan itu dilakukan setelah mengetahui kondisi pasukan Kerajaan Singapura dan dibantu Sang Rajuna Tapa membuka pintu gerbang utama kota Kerajaan Singapura.

Dimalam pertempuran itu pasukan Kerajaan Majapahit berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Singapura dengan memakan banyak korban di pasukan Kerajaan Singapura. Mengetahui kekalahan yang diderita pasukannya, Raja Iskandar Shah memutuskan untuk segera meninggalkan kerajaannya dan menyerahkan wilayahnya dibawah kekuasan Kerajaan Majapahit.

Menurut Beberapa Peneliti :

John Crawfurd pernah membuat penelitian dalam 1821 tentang bekas petempatan (settlement) di Singapura yang bersempadan dengan laut pada arah timur dan ke arah utara oleh benteng, dan di barat pula bersempadan dengan sungai atau teluk berpaya.

Satu lagi kajian menarik ialah makalah Hermann Kulke, Epigraphical References to the 'City' and the 'State' in Early Indonesia (dalam jurnal 'Indonesia', Jilid 52 Oktober 1991, muka 3-22, terbitan Southeast Asia Program Publications, Universiti Cornell).

Kulke cuba menyelongkar proses sejarah pembentukan negara di Asia Tenggara dengan meneliti sumber batu bersurat atau epigrafi dan mencari kosa kata yang menunjukkan proses perkembangan dari kota ke negara.

Batu Bersurat tahun 1323 di Tuhanaru mengatakan tentang 'rajya' Majapahit atau kawasan dalaman (inner core) yang dikuasai oleh kerajaan itu.

Namun, di luar 'rajya' ialah 'bhumi' (atau dvipa) Jawa. Mengikut Kulke, pertama kali dalam sejarah kawasan Jawa Timur dikuasai oleh sebuah dinasti.

Di kawasan luar Bhumi Jawa ialah 'pulau-pulau luar' atau 'Nusantara' (juga disebut 'dvipantara').

Kulke mengatakan tentang tulisan Negarakertagama (baris 13-16) yang mengatakan bahawa pulau-pulau luar ('dvipantara') ini telah menunjukkan ketaatan kepada Raja Majapahit.

Mungkin cerita Sang Rajuna Tapa menunjukkan proses bersejarah ini - penaklukan Singapura menjadi sebahagian proses berterusan dalam pembentukan negara pramoden Indonesia. Mungkin ia terjadi, mungkin ia tidak.

Kulke mengatakan bahawa Majapahit telah menakluki kerajaan-kerajaan kecil yang dekatnya. Jadi kita ada bukti bahawa dalam sejarah ada sebuah “propensity” atau kemungkinan besar Majapahit telah menakluki Singapura pada seketika.

Jadi, bukti serangan Majapahit dari segi arkaeologi dan penulisan sejarah, kalau ditemui, akan menjadi sangat berguna. Penemuan kapal, senjata dan rangka manusia purba pada era itu akan meningkatkan lagi kesedaran kita tentang serangan Majapahit itu.

Jelasnya, dongeng dan fakta penyelidikan sejarah dan arkeologi merupakan kunci memahami hal silam, termasuk kisah Singapura.

Penulis adalah warga negara Singapura, mahasiswa program doktoral bidang sejarah University of Hawaii at Manoa (UHM), juga pengelola Moslem Society in Asia di UHM.