Selasa, 06 Januari 2009

Jatidiri Melayu

Nama "Melayu" Berasal Dari Kerajaan Melayu Purba

Pengertian orang tentang nama "Melayu" menimbulkan beberapa tanggapan, dan sering dicampurbaurkan. Hal ini sering sekali dibuai oleh ocehan yang tidak lebih dari sebuah omong kosong dibalik kisah sejarah yang sebenarnya. Kekhwatiran terhadap penyimpangan tersebut beberapa pemuka adat Melayu, antropologi, sejarahwan bergerak untuk mempublikasi cerita sejarah Melayu tentang nenek moyang yang mendiami wilayah Thailand Selatan, Singapura, Brunai, Malaysia, Kalimantan Barat, Aceh Timur (Temiang), Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Pesisir Palembang dan pesisir timur Sumatera Utara.
Salah satunya Sejarahwan dan juga Dosen Luar Biasa Sejarah Melayu dan Sejarah Sumatera Timur di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Tuanku Luckman Sinar Basarshah, II, SH, ALHAJ tentang "Jatidiri melayu" menyebutkan salah satu nama "Melayu" bersasal dari kerajaan Melayu Purba.
Sesuai yang tertulis pada Kronik Dinasti Tang di Cina. Sudah ada tertulis nama kerajaan di Sumatera yang ditulis dalam aksara dan aksen Cina yaitu kerajaan "MO-LO-YUE" pada tahun 644 dan 645 Masehi.
Catatan tersebut berawal perjalanan seorang Pedeta Budha Cina bernama I-TSING. Dalam perjalanannya ke India ia memalui dan sempat bermukim di Sriwijaya ("She-li-fo-she") untuk belajar bahasa Sansekarta selama 6 bulan sebelum melanjutkan perjalanannya ke Kedah dan India.
Kurang lebih 20 tahun yakni tahun 685 Masehi, I-Tsing kembali pulang ke Cina. Penempuhan perjalanan pulang Ia kembali menyinggahi tanah "MO-LO-YUE" yang waktu itu Kerajaan Melayu telah ditaklukkan atau menjadi satu dengan Kerajaan Sriwijaya (antara tahun 445 - 685 Masehi). "Perjalanan pelayaran dari Sriwijaya ke tanah Melayu hanya memakan waktu 15 hari dengan kapal layar sederhana waktu itu," ujar I-TSING.
Beberapa sarjana menyatakan berlainan adapun sebagian besar bersependapat Kerajaan Melayu terletak di Hulu Sungai Jambi (Sungai Batanghari). Penulusuran dari ekskavasi kepurbakalaan banyak ditemukan reruntuhan candi, patung - patung dan barang - barang kepurbakalaan lainnya yang cukup tua usianya.