Jemaja, Kepulauan Anambas. Dulu, pulau tersebut menjadi rahasia pribadi atau tempat persembunyian para lanun (bajak laut). Selain tempat persembuyian, ternyata pulau tersebut dijadikan tempat penyimpan harta rampasan dari setiap kapal dagang yang melalui perairan laut Cina Selatan.
Ternyata kebiasaan lanun tidak semuanya menyimpan harta rampasannya di dasar laut. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya tempat penyimpanan harta di pesisir pantai Pulau Jemaja. Penemuan tempat penyimpanan harta tersebut merupakan hasil tim ekspedisi Komando Pengendalian (Kodal) I yang melakukan kunjungan pengawasan tepatnya di pesisir Pantai Pusik, Pulau Jemaja bagian barat.
Penemuan bukti sejarah tersebut terungkap atas ketidaksengajaan pada saat kondisi air laut sedang surut. Hal itu diketahui setelah menemukan sebuah bekas lubang galian yang selama ini tertutup pada saat kondisi air laut sedang pasang.
Setelah memastikan dari dekat, tim menemukan sejumlah pencahan keramik bermotif Cina kuno. Pecahannya keramik yang ditemukan tidak terlalu kecil, seukuran tiga perempat dari ukuran aslinya. Seluruh penemuan dan pecahan dari keramik dikumpulkan dan tim ekspedisi Kodal I membawa dua buah pecahan keramik sebagai contoh yang akan diserahkan kepada arkeolog. Penyerahan tersebut guna menggungkap umur serta asal dari keramik-keramik tersebut.
Penemuan keramik kuno di pantai Pesik tersebut bukan merupakan penumuan yang pertama kali. Penduduk tempatan sering menggali pasir pantai untuk mendapatkan keramik kuno, dan hasil penemuan mereka kebanyakan dijual kepada peminat yang ingin memilikinya.
Jemaja, pulau yang memiliki luas kurang lebih 541 ribu kilometer persegi ini menyimpan eksotik keindahan alam serta kemisteriusan pulaunya sesuai dengan namanya yang diartikan secara etimologi merupakan “Jemaah Raja-Raja”.(KM/berbagai sumber)