Minggu, 22 Mei 2011

Maghfi: Tiga Tahun

Apa kabarmu Maghfi...? Hanya naluri yang mampu menjawab pertanyaan itu, pada waktu itu.
Tidak lebih dari sebuah pengharapan yang dari dulu selalu diharapkan kepadanya. Iya... Dia
memang perempuan yang selalu ku harapkan, semenjak keluar dari rahim ibunya pada Jum'at
040408 : terus terang angka ini sering ku jadikan kata sandi di beberapa akun online . Di
rumah sakit swasta Harapan Bunda, Batam secara persalinan operasi.

Masih jelas semuanya. Pada saat itu aku melihat badan mungil itu berbalut kain jarik
kecoklatan dengan paras putih terlentang dengan sebelah mata kiri yang terpejam dan sebelah
kanan sedikit terbuka. Di kedua telinganya aku kumandangkan Azan dan Qomad, sesuai dengan
harapan yang sangat mendasar.

Beberapa hari paska kelahirannya aku belum puas dengan nama yang telah di milikinya pada
saat itu. Sadarku, belum tuntas aku memberi hak kepadanya. Mengharapkan ampunan atas
perbuatanku dan ku mohon maghfi dari MU.

"Maghfira Araya Syahana".

Biasa dipanggil yaya. Tapi terkadang aku memanggilnya dengan nama maghfi. Kemarin, Senin, 4
April 2011 usianya semakin beranjak tiga tahun. Cerita cerdas, jenaka, bahkan celotehnya ku
dengar cukup jelas dan ku baca jelas disetiap susunan kalimat melalui pesan singkat dan
barisan email yang disampaikan mama yaya.

Kaki mungil yang dulu masih kupegang sangat lembut, kini mulai mengeras, seiring
aktifitasnya bermain dan belajar di Paud. Ku yakin kaki itu kelak akan mampu menaklukan
dunia dan mampu mengatasi setiap masalah yang datang menjadinya untuk dewasa dan semoga ia
menjadi wanita yang memahami kodratnya.

Semoga maghfi. Sesungguhnya hidup di dunia ini penuh dengan retorika yaya. Jalanan penuh
dengan debu, kotoran dan kerikil tajam yang pasti bakal mengusikmu tanpa putus dan pantang
menyerah. Kerikil tajam itu akan menusuk setiap luas telapak kakimu. Tapi sedetikpun jangan
kau kurangi mimpimu untuk menjadi manusia yang berakhlak budipekerti.

Terus yakinkan dalam hidupmu akan bahagia bila kamu bisa memastikan dan menanamnya dalam
makna perjuangan dan kesabaran untuk melangkah terus dalam hidup. Jadilah dirimu sendiri
dan besarlah atas kemampuanmu sendiri. Sesungguhnya orang tuamu hanya sanggup mengantar
pada batasan tertentu.

"SELAMAT ULANG TAHUN MAGHFI"

Kamis, 13 Januari 2011

Mari ber-Sedekah…….


KEUTAMAAN SEDEKAH Diceritakan, ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT mendatangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan bajunya agar belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?''Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.'' Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah SWT. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit dan menyusahkan. Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Sabda Rasulullah SAW, ''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.'' Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjelaskan, ''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku, karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah'. Yang satu lagi menyeru, 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.'' Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka. Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya; Pertama, mengundang datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan, ''Pancinglah rezeki dengan sedekah.'' Kedua, sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW bersabda, ''Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.'' Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan, ''Obatilah penyakitmu dengan sedekah.'' Keempat, sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, ''Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur.'' Mengapa semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang bersedekah. Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada permintaan dan doa yang Allah tidak kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik). Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi manusia. Lalu,kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga tergerak untuk mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis-shawab.