Senin, 03 Mei 2010

Lemah Lembut

Lemah lembut (Ar-Rifqu) adalah akhlak mulia, yang jauh lebih baik dari kedua akhlak
yang terendah dan jelek yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menhadapi
masalah hidupnya dihadapi dengan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan
pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak di Ridhoi Allah SWT.
dan RasulNya. Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan
dirinya, niscaya ia akan dihinakan manusia. Namun jika dihadapi dengan ilmu kelemah
lembutan, ia akan mulia di sisi Allah Swt. dan makhluk-makhluk lainya.

Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini dapat dimulai dengan menahan diri
ketika marah dan mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum bertindak.
Karena setiap manusia tidak pernah terpisahkan dari problema hidup. Jika tidak
memperbekali dengan dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia akan gagal untuk
menyelesaikan problemanya. Demikian agungnya akhlak ini sehingga Rasulullah memuji
sahabatnya Asyaj Abdul Qais dengan sabdanya: "Sesungguhnya pada dirimu ada dua
perangai yang dicintai Allah, yakni sifat lemah-lembut (sabar) dan ketenangan (tidak
tergesa-gesa)". (HR. Muslim).

Akhlak ini terkadang terabaikan oleh manusia ketika amarah telah menguasai diri
mereka, sehingga tindakannyapun berdampak negatif bagi dirinya atapun orang lain.
Padahal Rasulullah sudah memperingatkan sikap amarah yang tidak pada tempatnya,
sebagaimana beliau bersabda kepada seorang sahabat yang meminta nasehat: "Jangan kamu
marah.". (HR. Bukhari).

Rasulullah mewasiatkan kepada sahabatnya itu agar tidak marah. Tidak berarti manusia
itu dilarang marah secara mutlak. Namun marah yang dilarang adalah marah yang
disebabkan hawa nafsu, yang memancing pelakunya bersikap melampaui batas berbicara,
mencela dan menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak terpuji. Yang mana sikap
ini menjauhkan diri dari kelemahlembutan. Dalam hadist yang shahih Rasulullah
bersabda: "Bukanlah dikatakan seorang yang kuat itu dengan bergulat, akan tetapi
orang yang kuat menahan dirinya dari amarah". (HR. Bukhari dan Muslim).

Ulama telah menjelaskan berbagai cara menyembuhkan penyakit marah yang tercela yang
ada pada seorang hamba, yaitu:

1. Berdoa kepada Allah agar menghilangkan sifat-sifat jelek dab hina dari diri
manusia.
2. Terus menerus berdzikir pada Allah Swt. seperti membaca Al-Qur'an, bertasbih,
bertahlil dan istigfar, karena Allah telah menjelaskan bahwa hati manusia akan
tenang dan tentram dengan mengingat Allah Swt.
3. Mengingat nash-nash yang menganjurkan untuk menahan marah dan balasan bagi
orang-orang yang mampu menahan amarahnya sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
"Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia sanggup untuk melampiaskan
(kelakd di hari kiamat)Allah akan memanggilnya dihadapan para makhluk-Nya hingga
menyuruhnya memilih dari salahsatu bidadari surga, dan menikahkannya dengan hamba
tersebut sesuai dengan kemauannya". (HR. Tirmidzi).
4. Merubah posisi ketika marah, seperti jika marah dalam keadaan berdiri maka
hendaklah ia duduk, dan jikalau ia sedang duduk maka hendaklah ia berbaring.
Berlindung dari setan dan menghindar dari sebab-sebab yang akan
membangkitkan kemarahannya.