Pendekar Keluarga Berencana: Ali Sadikin

Jakarta, ibu kota negara yang pernah memiliki dan merasakan dipimpin oleh seorang pejuang kemanusian yang kontroversial. Sosok yang penuh dedikasi mempelopori beberapa kebijakan nasional dialah; Letnan Jendral TNI KKO AL (Purn) H Ali Sadikin (Bang Ali) memimpin Jakarta 1966-1977 peduli terhadap perkembangan jumlah penduduk
di ibu kota Jakarta. Sejak awal ia sudah memperkirakn bakal terjadi lonjakan jumlah penduduk melalui kelahiran serta pendatang yang waktu itu menganggap Jakarta akan membawa kenikmatan hidup sebagai surga dunia meskipun musti hidup berimpitan dikampung kumuh dan berbau.

Berbagai persoalan kehidupan Jakarta nyangkut dibenak tokoh Petisi 50 ini. Himpunan
data yang dijabarkan menurut Badan PUsat Statistik 1971, periode 1961-1971 tumbuh
rata-rata 6,5 persen per tahun, terutamaakibat urbanisasi. Sementara pada 1961
jumlah penduduk baru 2,9 juta, sepuluh tahun kemudian meledak menjadi 4,6 juta.

Di tahun pertama Bang Ali menjabat sebagai Gubernur jumlah penduduk Jakarta waktu
itu telah mencapai 3,6 juta jiwa. "Pertumbuhannya sangat tinggi sehingga
dikhawatirkan terjadinya ledakan penduduk di Jakrta," kata mantan Kepala Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 1983-1993 Haryono Suyono. Laju pertumbuhan
ditingkat nasional cuma dua persen waktu itu.

Fenomena kehidupan melarat di Jakarta diimbas dengan jumlah penduduk yang semakin
sulit dikendalikan, tepat setahun Presiden Soekarno melantik Ali Sadikin sebagai
Gubernur DKI Jakarta, ia mulai menggiatkan program Keluarga Berencana di kota
berlambang Tugu Monas tersebut.

Sejak tahun 1967 segala kegiatan, teknis serta anggaran daerah Jakarta mulai plot
demi tercapainya program Keluraga Berencana. Hal inilah yang mencetuskan BKKBN
untuk mentasbihkan Bang Ali sebagai Pendekar Keluarga Berencana gubernur paling
populer dalam dalam era perkembangan sejarah Kota Jakarta. Karena waktu itu ia
tidak segan-segan berkampanye untuk menggunakan alat kontrasepsi sejenis kondon dan
intrauterine device (spiral). ia, antara lain, memperagakan cara penggunaan kondom
didepan warganya.

Bukan tidak sedikit perjuangan Bang Ali yang menuai hambatan untuk melaksanakan
program Keluarga Berencana di wilayah pimpinanya. Salah satunya dari orang nomor
satu di Indonesia waktu itu Presiden Soekarno yang menginginkan jumlah penduduk
yang besar. Kendati memperoleh halangan dan tentangan dari Soekarno, Bang Ali tetap
memfokuskan program ini sebagai program pembangunan sebagai solusi salah satu
dilema kemanusian.

Jakarta menjadi proyek percontohan menjalan misi kemanusian dengan menekan laju
pertumbuhan penduduk, yang ditafsirkan mampu berimplikasi pada permasalahan sosial
lainnya. Bang Ali tetap melaju dengan program KB dan pada masa peralihan
pemerintahan ke tangan Soeharto. Soeharto, tetap membiarkan sepak terjang Bang Ali
untuk menjalankan proyek kemanusiaan ini.

Proyek percontohan di Jakarta menjadi embrio lahirnya Badan koordinasi Keluarga
Berencana Nasional pada 1970. Keluarga Berencana dingakat menjadi program nasional.
Dari sinilah Haryono Soyono menegaskan bahwa Ali Sadikin sebagai pelopor program
KB. "Dia pejabat resmi pertama yang melaksanakan program keluarga berencana di
daerahnya, tiga tahun sebelum proyek itu menjadi program kegiatan nasional," kata Haryono. (berbagai sumber/net)

0 komentar: